Sunday 6 January 2013

Bersabar itu bukan mudah.....

“Wahai orang-orang yang beriman! Bersabarlah kamu, dan kuatkanlah kesabaranmu, dan tetaplah bersiapsiaga (diperbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung” (Q.S Al-Imran: 200)

Melalui ayat tersebut Allah menyuruh kita (hamba-Nya) untuk senantiasa bersabar dan menguatkan kesabaran. Mengapa kita diperintahkan untuk menguatkan kesabaran?? Karena sesungguhnya kesabaran itu tidak ada batasnya. kesabaran merupakan suatu proses pembelajaran yang berlanjutan yang harus terus kita pelajari dan kita tingkatkan sepanjang waktu.

Dalam hal apa kita diperintahkan untuk bersabar?

Dalam tafsir Jalalain, ayat diatas ditafsirkan sebagai berikut:

“(Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah) melakukan taat dan menghadapi musibah serta menghindari maksiat (dan teguhkanlah kesabaranmu) menghadapi orang-orang kafir hingga mereka tidak lebih sabar daripada kamu (dan tetaplah waspada serta siap siaga) dalam perjuangan (serta bertakwalah kepada Allah) dalam setiap keadaan (supaya kamu beruntung) merebut surga dan bebas dari neraka”

Seorang muslim diperintahkan bersabar dalam 3 hal yakni:

Bersabar dalam (mengerjakan) ketaatan
Bersabar dalam menghadapi musibah
Bersabar dalam menghindari maksiat


Sabar dalam menghadapi musibah sudah sering kita dengar dan kita pahami. Tapi kenapa kita harus bersabar dalam mengerjakan ketaatan dan menghindari maksiat? Ya, Sabar memang sangat diperlukan dalam mengerjakan ketaatan. Sabar dalam ketaatan adalah resepi utama untuk bisa istiqomah dalam kebaikan. Begitu pula dengan sabar dalam menghindari maksiat. Ia adalah resepi mujarab agar kita selamat dari hal-hal yang bisa menjauhkan kita dari redha Allah. Kerana kondisi keimanan kita terkadang naik dan terkadang turun, maka diperlukan kesabaran untuk senantiasa memperbarui keimanan kita. Bersabar dalam tiga hal tersebut bukanlah sesuatu yang mudah. Oleh karena itulah Allah tidak hanya menyuruh kita untuk bersabar, tapi juga menguatkan kesabaran dan senantiasa waspada.

Layaknya tubuh yang butuh suplemen supaya bisa kuat, sabar juga membutuhkan suplemen supaya dapat lebih kuat. Darimana kita bisa mendapatkan suplemen tersebut??? Tentu saja dari Sang Pemilik Kesabaran, Allah yang Maha Sabar (As-Shobur). Untuk mendapatkan suplemen sabar dari Allah itu, setidaknya kita harus mengusahakannya dengan 2 hal yaitu:

1. Berhusnudzon (Positive thinking) dengan segala ketetapan Allah

Kenapa harus berhusnudzon?

”… Tetapi boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu padahal itu tidak baik bagimu. Allah Mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui” (Q.S Al-Baqarah: 216)

Keyakinan bahwa segala sesuatu yang terjadi pada diri kita serta segala perintah dan larangan Allah yang harus kita patuhi adalah yang terbaik bagi kita akan mempermudah kita dalam bersabar.

” Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya” (Q.S Al-Baqarah: 286)

Yup, satu lagi alasan kenapa kita harus berhusnudzon kepada Allah. Kalau kita mendapat musibah yang terasa berat, maka jangan minta untuk diringankan bebannya, tapi mintalah agar kita dikuatkan.

” Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan” (Q.S Al-Insyirah: 5-6)

”Wahai orang-orang yang beriman! Mintalah pertolongan Allah dengan sabar dan Shalat. Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar” (Q.S Al-Baqarah: 153)

Allah memang Maha baik. Allah menjanjikan bahwa bahwa kemudahan akan selalu mengiringi kesulitan (Allah berjanji ini dua kali lho!!! Masih gak percaya juga sama Yang Maha Menepati Janji?? ). Allah akan memberikan kemudahan yang tidak terhingga bagi setiap kesulitan yang kita hadapi, asalkan kita sabar. Karena Allah akan bersama kita dan memberikan pertolongan-Nya (Adakah yang lebih baik pertolongan-Nya selain Allah? Hanya Allah yang Maha Penolong). Tapi, tentu saja pertolongan Allah itu juga tidak datang dengan tiba-tiba. Kita harus aktif mengusahakan agar Allah memberikan pertolongan-Nya. Bukankah Allah berfirman:

” Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka merubah keadaan diri mereka sendiri” (Q.S. Ar-Ra’d: 11)

Jadi, sudah jelas kalau sabar itu aktif. Bukan pasif ya..

2. Bersyukur

”Maka, nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?” lebih dari 30 kali Allah menyebut firman ini dalam surat Ar-Rahman. Dalam ayat yang lain, Allah juga menekankan tentang keutamaan bersyukur: ”…Sesunggunhya jika kamu bersyukur, akan Aku tambah nikmat-Ku kepadamu…” (Q.S. Ibrahim; 7).

Siapa yang tidak mahu, ditambah nikmatnya oleh Allah??? jadinya,masih enggan lagi kita untuk bersyukur dengan nikmat allah???fikirkanlah.....

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Popular Posts

 
Aslih Nafsak Wad'u Ghairak - Blogger Templates - by Templates para novo blogger